Keberhasilan ini tidak datang tanpa ujian. Di balik senyumnya yang teduh, Naufal menyimpan kisah haru. Saat santri lain bersiap pulang kampung untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga, Naufal harus menahan rindu karena keterbatasan biaya untuk pulkam. Meski sedih, ia memilih bertahan dan tetap istiqamah dalam menghafal.
“Awalnya Naufal sempat down. Ia menangis ketika lebaran tiba, melihat teman-temannya pulang ke kampung halaman. Tapi ia cepat bangkit, dan bilang pada saya, ‘Saya harus kuat, saya di sini karena ingin membahagiakan orang tua saya juga dengan hafalan Qur’an ini’,” ungkap Ustadz Syahbirin Yusuf, M.Pd, Pimpinan Pesantren.
Ustadz Syahbirin juga menambahkan bahwa Naufal adalah santri yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kedewasaan emosional yang luar biasa untuk seusianya.
“Ia tipe santri yang tak banyak bicara, tapi rajin dan serius. Karakternya tenang, tapi dalam menghafal sangat fokus dan tidak mudah menyerah,” tambah beliau.
Pembina Yayasan Sahabat Indonesia Madani, Ustadz Ismail, S.Pd, turut memberikan apresiasinya atas pencapaian Naufal.
“Kami sangat bangga dengan capaian Naufal. Ini adalah buah dari semangat, keikhlasan, dan juga dukungan dari program pembinaan yang ada. Kami percaya, jika anak-anak seperti Naufal terus diberi ruang dan perhatian, mereka akan menjadi generasi emas yang membawa cahaya Al-Qur’an ke masa depan,” ujarnya.
https://www.youtube.com/live/JBiWV83MQFU?feature=shared
Ayo Dukung Santri Penghafal Qur’an, Jadilah Orang Tua Asuh
Yayasan Sahabat Indonesia Madani mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadi bagian dari perubahan besar ini. Dengan bergabung dalam program Orang Tua Asuh, Anda turut membantu santri seperti Naufal agar terus menghafal dan memutqinkan Al-Qur’an tanpa terganggu oleh kendala biaya atau keterbatasan lainnya.
Dukungan Anda adalah cahaya bagi para pejuang Qur’an. Mari jadikan setiap ayat yang mereka lantunkan sebagai pahala yang terus mengalir bagi kita semua.